DERKUKU DAN KERABATNYA
Burung derkuku termasuk dalam kelompok
besar atau famili Columbidae (merpati-merpatian). Keluarga besar
merpati-merpatian ini tersebar di wilayah Asia Tenggara sampai
Australia. Sampai saat ini, tercatat ada 41 spesies yang menjadi
anggotanya dan 18 spesies di antaranya terdapat di Indonesia. Berikut
ini adalah beberapa spesies yang banyak dikenal di Indonesia.
A. Kelompok Ptilinopus (katik-katikan)
Anggota kelompok katik-katikan yang hidup
di Indonesia ada sekitar 25 jenis. Burung-burung dari kelompok ini
hidup di pohon-pohon rindang dan sangat susah ditangkap, apalagi
dijinakkan.
Makanan burung ini berupa biji-bijian
kecil. Burung ini biasanya mudah dijumpai di pohon-pohon beringin yang
sedang berbuah. Bentuk fisik burung ini hampir sama dengan burung
derkuku. Panjang tubuh antara 12—33 cm. Di antara anggota kelompok ini
yang banyak dikenal adalah Ptilinopus melanospila (walik kembang).
B. Kelompok Macropygia (uncal-uncalan)
Di Indonesia, anggota kelompok Macropygia dikenal ada enam jenis. Salah satu di antaranya adalah Macropygia unchall (uncal,
merpati hutan). Burung yang panjangnya sekitar 40 cm ini sangat liar
dan penakut. Makanannya adalah biji-bijian dan buah-buahan hutan. Burung
ini hidup di alam bebas secara berpasangan. Merpati hutan membangun
sarang secara bersama-sama dan bertelur sebanyak dua butir. Warna dasar
bulu badannya cokelat dengan bercak-bercak hitam, pada bagian kepala
sampai leher berwarna cokelat polos. Di Indonesia burung merpati hutan
banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
C. Kelompok Treron (punai-punaian)
Di Indonesia kelompok Treron lebih kurang
beranggotakan 13 jenis. Habitat aslinya adalah hutan dan pohon-pohon
yang lebat. Sifatnya sangat liar dan penakut. Memiliki panjang badan
antara 20—35 cm. Di alam bebas burung ini biasanya hidup secara
berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 7—8 ekor burung. “Vang termasuk
anggota dari kelompok ini antara lain Treron capellei (punai besar), Treron bicincta (punai dada oranye), Treron olax (punai kecil), Treron curvirostra (punai paruh tebal), dan Treron griseicauda (punai manten). . :
D. Kelompok Ducula (pergam-pergaman)
Anggota kelompok Ducula tercatat ada 25 jenis yang ada di Indonesia, satu di antaranya adalah Ducula badia (pergam gunung). Burung ini memiliki suara merdu dan dalam serta berkumandang, “Khrooong, khrooong, khrooong. ” Burung
pergam berukuran besar. Panjang tubuh lebih kurang 45 cm. Punggungnya
berwarna cokelat kemerahan dengan ujung ekor berwarna kelabu.
Makanannya berupa buah-buahan kecil. Jenis lainnya adalah Ducula aenea (pergam hijau), Ducula bicolor (pergam putih), dan Ducula pickeringi (pergam pulau).
E. Kelompok Caloenas (junai-junaian)
Di Indonesia yang termasuk dalam anggota kelompok Caloenas hanya ada satu jenis, yakni Caloenas micobarica (dara mas). Burung yang rupanya mirip sekali dengan merpati ini hanya terdapat di Pulau Irian.
F. Kelompok Goura (mabruk-mabrukan)
Goura merupakan anggota suku
merpati-merpatian yang memiliki ukuran tubuh terbesar. Ukuran panjang
badannya 70 cm. Anggota kelompok Goura tercatat ada tiga jenis di
Indonesia, yaitu Goura victoria, Goura cristata, dan Goura caronata. Burung-burung ini dikenal dengan sebutan dara mahkota karena di atas kepalanya terdapat bulu yang bentuknya menyerupai kipas.
G. Kelompok Columba (merpati-merpatian)
Dua jenis yang paling dikenal di Indonesia adalah Columba domestica (merpati jinak) dan Columba livia (merpati
batu karang). Burung merpati ini sangat cepat berkembang biak dan
banyak dipelihara di rumah-rumah penduduk. Dalam perkembangannya merpati
jinak ini berkembang menjadi merpati balap, merpati hias, merpati pos,
merpati kupu-kupu, dan sebagainya.
H. Kelompok Geopelia (perkutut-perkututan)
Di Indonesia kelompok Geopelia ada tiga jenis, yakni Geopelia striaia (perkutut belang), Geopelia humeralis (perkutut besar), dan (Jt’opt’lia cuneata (perkutut tutul).
Ketiga jenis anggota kelompok Geopelia ini masih dapat dibagi lagi dalam beberapa anak jenis, di antaranya Geopelia sriata striata (perkutut asli, terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok), Geopelia striata maungeus (perkutut sumba), Geopelia striata papua (perkutut irian), Geopelia humeralis humeralis (perkutut besar australia), dan Geopelia humeralis gregalis (perkutut besar irian).
I. Kelompok Streptopelia (tekukur-tekukuran)
Anggota kelompok Streptopelia yang hidup di Indonesia ada dua jenis: Streptopelia bitorguata (putar) dan Streptopelia chinensis (derkuku).
1. Streptopelia bitorquata (putar)
Burung putar (puter Jawa) ukuran
panjang badannya sekitar 29 cm. Warna bulunya cokelat muda keabu-abuan.
Pada tengkuknya melingkar dua buah kalung berwarna putih di atas dan
hitam di bawah. Ada juga burung putar yang warna bulunya putih mulus
dengan mata dan kaki berwarna merah. Burung putar seperti ini biasa disebut puter brenggolo.
Jika diubah menjadi tulisan, suara burung putar kira-kira terbaca kuu… geruuu… kook. Burung
ini banyak dipelihara di rumah-mmah penduduk sejak dahulu. Sifatnya
sangat mudah jinak dan akrab dengan manusia serta sangat mudah
dikembangbiakkan dengan cepat. Makanannya berupa biji-bijian, seperti
gabah, jagung, jewajut, dan sebagainya.
2. Streptopelia chinensis (derkuku)
Burung derkuku atau tekukur di alam bebas
hidup di pohon-pohon di dekat daerah pertanian. Warna bulunya kelabu
kecokelatan dan hampir merata di seluruh badannya. Pada bagian sayap
terdapat bercak-bercak hitam atau bercorak hitam. Bagian leher sebelah
atas dilingkari oleh gelang berwarna hitam bertotol-totol putih. Burung
ini biasa mencari makanan berupa biji bijian di tanah-tanah tegalan atau
persawahan yang baru selesai dipanen.
Suara burung ini sangat merdu. Pada saat
bersuara, burung ini terlihat seperti mengangguk-angguk. Suara yang
merdu inilah yang kemudian dilombakan. Dari lomba suara derkuku kemudian
dikenal adanya istilah derkuku asli dan derkuku rekayasa.
Burung derkuku dikatakan asli apabila kedua induk, jantan maupun betina, merupakan burung Streptopelia chinensis (burung
derkuku murni). Derkuku asli memiliki sifat liar dengan kualitas suara
semakin baik seiring dengan bertambahnya umur. Yang dimaksud dengan
derkuku rekayasa adalah burung derkuku yang salah satu moyangnya adalah Streptopelia bitorguata (burang puter).
Anakan hasil perkawinan derkuku dan puter
ini disebut cuhu. Cuhu dikawinkan lagi dengan burung derkuku asli,
anaknya disebut sinom. Sinom dikawinkan lagi dengan derkuku asli,
demikian seterusnya. Anak hasil perkawinan silang antara sinom dan
derkuku asli inilah yang disebut derkuku rekayasa.
MEMILIH DERKUKU BERKUALITAS
Tidak semua derkuku memiliki kualitas
suara bagus. Untuk memilih yang bersuara bagus, ada dua hal yang bisa
dijadikan pedoman: berdasarkan katuranggan dan mendengar langsung suara
anggungnya. Dua hal inilah yang akan dipaparkan dalam bab ini.
A. Memilih derkuku berdasarkan katuranggan
Katuranggan adalah pengetahuan tentang
bentuk tubuh. Ada suatu keyakinan bahwa bentuk kepala, leher, badan,
ekor, kaki, paruh, dan sebagainya menggambarkan kualitas suara derkuku
yang bersangkutan.
Bagi para penggemar derkuku tempo dulu,
katuranggan memegang peranan penting, selain bunyi suara, dalam memilih
derkuku bakalan untuk dijadikan derkuku kesayangan. Dengan berpegang
pada pengetahuan tentang katuranggan, orang dapat meramalkan prestasi
burung derkuku nantinya.
Menurut Romo Pberbosasmito, salah seorang
“empu” derkuku dari Kota Gedhe Yogyakarta, ada beberapa bagian tubuh
yang bisa diamati untuk menentukan kualitas suara burung derkuku. Di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bentuk kepala dari samping
Apabila diperhatikan, kepala burung derkuku mempunyai bentuk bermacam-macam seperti berikut ini.
a. Njambe nom
Burung derkuku yang bentuk kepalanya njambe nom (seperti
buah jambe atau pinang yang masih muda) pada umumnya mempunyai suara
yang baik dan irama lagunya bagus. Bentuk kepala seperti ini diibaratkan
seperti kepala Arjuna, kesatria Pandawa dalam kisah Mahabarata.
Keindahan suara dan irama lagu derkuku yang berkepala seperti ini dapat
bertahan sampai burung berumur tua.
b. Mbeton nangka
Yang dimaksud dengan mbeton nangka adalah bentuk kepala seperti biji buah nangka. Burung derkuku yang mempunyai bentuk kepala mbeton nangka juga mempunyai suara bagus. Hanya saja, kualitas suaranya akan menurun bila sudah tua.
c. Nggobog
Ngoobog berarti bentuk kepala
burung derkuku menyerupai bentuk uang logam. Bentuknya nyaris bulat
sempurna. Burung dengan bentuk kepala seperti ini pada umur pertengahan,
kurang lebih 25 tahun, kualitas suara anggungnya akan mulai menurun.
d. Mbungkul bawang
Burung derkuku yang memiliki bentuk kepala mbungkul bawang (seperti bawang putih) diperkirakan mutu suaranya tidak menentu, kadang baik dan dapat juga melempem tidak ada kemajuan.
e. Nakir kuwalik
Burung derkuku yang bentuk kepalanya nakir kuwalik (takir
terbalik) sulit diharapkan suara baiknya. Takir adalah tempat makanan
atau sesaji, terbuat dari daun pisang berbentuk segi empat.
2. Bentuk tubuh
Jika diperhatikan, bentuk tubuh burung derkuku juga bermacam-macam, di antaranya sebagai berikut.
a. Nuntut gedhang
Derkuku dengan bentuk tubuh nuntut gedhang (seperti kuncup bunga pisang) biasanya bersuara panjang, terdengarjelas, danbaik.
b. Buah nangka
Derkuku dengan bentuk tubuh seperti buah nangka diperkirakan memiliki suara tengah agak baik.
c. Mbluluk
Derkuku dengan bentuk tubuh mbluluk (seperti
buah kelapa yang masih muda) diperkirakan memiliki suara tengah cukup
baik. Biasanya suara ujungnya tumpang sari (berujung suara dua kali).
d. Njagung Nglobot
Derkuku dengan bentuk tubuh njagung nglohot (seperti jagung tua yang masih terbungkus kulit) diperkirakan memiliki suara kurang baik.
e. Wungkal gerang
Derkuku dengan bentuk tubuh wungkal gerang (batu pengasah pisau yang telah aus), diperkirakan memiliki suara tidak baik.
3. Bentuk ekor
Berturut-turut dari kiri ke kanan :
Bebtuk ekor nyecak atau tokek, ekor linggis, ekor kukusan, ekor medok
keris, dan ekor sapu gerang.
Bentuk ekor burung derkuku juga bermacam-macam. Setiap macam diyakini bisa digunakan untuk memperkirakan kemerduan suara.
a. Nyecak atau tokek
Derkuku dengan bentuk ekor nyecak (seperti ekor cecak atau tokek, panjang lurus dan melancip) diperkirakan memiliki suara baik sekali, bersih dan mengkristal. ,
b. Linggis
Derkuku yang bentuk ekornya seperti linggis —panjang, lurus dan, agak tumpul— diperkirakan memiliki suara agak baik.
c. Kukusan
Bentuk ekor burung derkuku seperti kukusan atau kerucut —ujung meruncing, tetapi agak pendek— menandakan burung bersangkutan memiliki suara cukupan.
d. Mendok keris
Derkuku dengan ekor berbentuk pendok keris diperkirakan bersuara kurang baik.
e. Sapu gerang
Burung derkuku yang bentuk ekornya seperti sapu gerang (sapu lidi yang sudah lama dipakai) diperkirakan bersuara jelek sekali, tetapi bunyinya cukup tebal.
Parameter derkuku yang baik, menurut
beberapa sumber, berdasarkan katuranggannya seperti tersebut di atas
adalah sebagai berikut.
Bentuk kepala njambe nom, paruh
sedang (tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek) dan lurus agak
mendongak ke atas. Mempunyai leher yang panjang dengan bintik-bintik di
lehernya lembut dan banyak sekali.
Tubuh berbentuk seperti tuntut gedhang agak
panjang, posisi punggungnya agak membungkuk ke depan. Ekor panjang,
lurus, meruncing. Pbmbawaannya tenang dengan sorot mata tajam. Pendek
kata, perbandingan tubuhnya ideal atau seimbang.
B. Memilih derkuku berdasarkan suara anggungnya
Meskipun ada katuranggan, cara yang
paling bijaksana dan aman untuk memilih burung derkuku bakalan ataupun
yang sudah jadi adalah dengan cara mendengarkan suara anggungannya.
Dengan cara mendengarkan anggungan, tidak akan terjadi salah pilih.
Apabila diperhatikan secara seksama,
terdapat perbedaan suara anggung antara derkuku satu dengan derkuku yang
lain. Hampir tidak ada dua derkuku yang mempunyai suara anggung yang
persis sama. Namun demikian, untuk membedakan suara anggung ini, bukan
suatu hal yang mudah. Apalagi bagi para penggemar pemula.
Bagi penggemar pemula atau penggemar baru, yang paling mudah adalah membedakan besar kecilnya volume (suara anggung).
Contoh:
Dekki…thiirr…kik : volume suara kecil Dekku…thuurr…kuk : volume suara sedang Degku…kuurr…gukg : volume suara besar
Jika didengar dengan seksama, suara derkuku dapat dipisahkan menjadi tiga: suara depan, suara tengah, dan suara ujung.
1. Suara depan
Suara depan ada bermacam-macam seperti berikut ini.
Dekku, dekik, dekuk, deklak, deki
Tekku, dekkii, tekkuk, tekru Cekku, cekkii, cekru Derku, derki, derkii
Dreku, drekki, drekkrik Terku, terkuu, terkii Cenggu, denggu, tenggu
Apabila hendak memilih, pilihlah yang suara depannya bersih atau tidak ada r-nya. Ibaratnya gamelan, suaranya utuh (kempel: Jawa), tidak pecah (ngether, Jawa).
2. Suara tengah
Apabila diperhatikan, suara tengah burang derkuku ada beberapa macam seperti berikut ini.
dinamakan tengahnya ngrioong (baik) termasuk kungkrung, ada r-nya tetapi bening termasuk kotor banyak r-nya termasuk agak bersih, masih ada r-nya ngriong, tetapi
ada sedikit suara r-nya termasuk panjang dan bersih panjang, membat,
dan bersih (baik sekali) panjang dan bersih ( aneh atau langka) panjang,
membat, bersih (baik sekali) termasuk baik sekali, iramanya bagus
panjangnya sedang dan berirama meliuk (ngukel: Jawa)
Kuuurrr
Theruuu
Theruuung
Kuuuuuuuu
Kiiuuuuuu
Koooooo
Klaaoooo
Kuuuuuuu
Kuuuung
Kenyataannya jenis suara tengah ini masih
banyak sekali. Dalam praktek, saat burung derkuku sedang mendendangkan
suara anggungnya, bukan hal mudah untuk menentukan termasuk jenis suara
tengah yang mana burung derkuku yang sedang manggung tersebut.
Diperlukan latihan yang terus-menerus dan sungguh-sungguh untuk bisa
menentukan jenis suara tengah dari derkuku yang sedang manggung.
3. Suara ujung
Dengan mendengarkannya secara
sungguh-sungguh, kita dapat mengatakan bahwa suara belakang atau suara
ujung burung derkuku termasuk istimewa, baik, cukup, sedang, atau
kurang. Bahkan, akan ditemukan juga burung derkuku yang tidak memiliki
suara ujung. Derkuku seperti ini oleh beberapa kalangan disebut
kol buntet. Namun demikian, ada juga sebagian penggemar derkuku, terutama para penggemar tempo dulu, yang menyukainya. Konon derkuku kol buntet dianggap mempunyai khasiat menjauhkan penyakit dari pemiliknya dan juga menjauhkan penyakit dari binatang piaraan.
Berikut ini beberapa contoh jenis suara
ujung burung derkuku yang ditulis secara berurutan dari yang kurang baik
sampai yang sangat baik.
Kuk suara ujung pendek
Kuuk suara ujung sedang
Kuuuk suara ujung panjang
Kuuuuuk suara ujung panjang sekali
Kung pendek, sedikit gema
Kuung sedang dan menggema
Kuuuung panjang dan mendengung
Koooooong panjang, bulat, dan menggema
Kaaooongng panjang, membat, dan mendengung panjang
Kuuooongngng panjang, kuwung, temlawung, dan menggema panjang sekali, suaranya bening
MENANGKARKAN BURUNG DERKUKU
Populasi
burung derkuku di habitat aslinya semakin hari semakin berkurang.
Selain perburuan dan penangkapan yang masih berlangsung, polusi air juga
menjadi salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab menipisnya
populasi burung derkuku di alam bebas.
Oleh karena itu, menjadi kewajiban kita
untuk turut serta melestarikannya. Upaya pelestarian ini bisa dengan
cara penangkaran. Usaha penangkaran burung ini akan menjadikan penggemar
tidak hanya sebagai pecinta semata, tetapi juga sebagai pelestari yang
dapat mengembangbiakkan burung derkuku yang berkualitas unggul.
Penangkaran derkuku yang akan dikemukakan
di bawah ini ditujukan untuk menghasilkan burung derkuku dengan
kualitas suara anggung yang baik yang layak untuk mengikuti lomba.
Berdasarkan induk maupun anak yang dihasilkan, penangkaran burung
derkuku ada dua macam, yaitu penangkaran derkuku asli dan penangkaran
rekayasa.
Pada penangkaran derkuku asli, induk
jantan maupun betina merupakan burung derkuku yang 100% masih asli.
Hasil perkawinannya sudah barang tentu berupa derkuku yang asli pula.
Induk yang dikawinkan, jantan maupun
betina, harus dipilih derkuku asli yang memiliki suara anggung yang baik
dan bermental kuat. Dengan induk seperti ini, diharapkan anak-anak yang
dihasilkan akan mewarisi sifat-sifat suara dan mental yang baik dari
induknya.
Akan tetapi, perlu diingat! Penangkaran
derkuku asli ini hanya sekadar untuk pemenuhan hobi dan kelangenan saja.
Untuk rnenghasilkan derkuku kualitas lomba, sangat kecil
kemungkinannya. Untuk tujuan lomba, belum ada jalan lain kecuali dengan
penangkaran rekayasa.
Penangkaran rekayasa ditujukan untuk
menghasilkan burung derkuku berkualitas suara anggung yang baik dan
memenuhi persyaratan lomba. Di samping itu, juga sebagai kelangenan dan
pemenuhan kebutuhan hobi dan menambah pendapatan. Berikut ini akan
dikemukakan penangkaran rekayasa burung derkuku untuk memperoleh
kualitas suara anggung yang baik.
Sebelum memilih bibit atau indukan yang baik untuk diternakkan, terlebih dahulu perlu diperhatikan Skema Penangkaran Rekayasa pada halaman 18.
Dari skema tersebut dapat dijelaskan
bahwa setelah didapat burung sinom dari cuhu betina dengan derkuku
jantan, yang lebih cepat dapat mencapai burung derkuku berkualitas suara
baik apabila indukan dipilih dari burung derkuku asli.
Pada keturunan ketiga (F3) untuk anakan
jantan sudah bersuara derkuku dengan kualitas baik dan siap untuk lomba.
Namun, bila dari sinom jantan dengan derkuku asli betina, suara burung
derkuku yang berkualitas baik baru akan tercapai pada keturunan keempat
(F4) atau kelima (F5).
Pemilihan bibit sebaiknya diawali saat
membuat burung bastar (cuhu). Untuk betina, dipilih burung puter pelung
yang bersuara panjang, sedangkan pejantannya berupa derkuku asli yang
bersuara keras dan besar.
Derkuku jantan dan betina secara fisik
sulit dibedakan. Untuk membedakannya, dapat dilakukan dengan melihat
perilakunya. Derkuku jantan akan mengeluarkan suara mbekur — “Kukuur… kukuur… kukuur… ” dan
seterusnya— sambil mengangguk-anggukkan kepala jika didekatkan dengan
derkuku betina atau derkuku lain. Puter jantan juga berperilaku seperti
ini.
Selain dengan mengamati perilaku, jenis kelamin derkuku dapat dibedakan dengan meraba sumpit (tulang di atas kloaka). Jika suinpitnya nipat, berarti jantan. Jika sumpitnya renggang, herarti betina.
Untuk mempercepat proses perjodohan, cara-cara berikut ini dapat dilempuh.
1. Pilihlah burung puter pelung betina dan burung derkuku jantan yang dewasa, siap kawin.
2. Mandikan keduanya hingga basah.
3. Kedua burung disatukan dalam sangkar, lalu dijemur di panas matahari dengan diberi makanan dan minuman secukupnya.
4. Setelah bulu burung-burung tersebut kering, keduanya diberi
BirdMature kapsul (bisa dilihat
di sini
untuk mengetahui fungsi dan pemakaiannya) dengan cara disuapkan.
Masing-masing diberi satu kapsuL dan dipastikan telah tertelan sampai ke
tembolok.
5. Keduanya dimasukan ke dalam sangkar
kecil, lalu dikerodong dengan kain atau kertas koran. Dalam sangkar
kecil ini disediakan makanan dan minumam untuk dua hari.
6. Biarkan kedua burung berada dalam sangkar tersebut selama dua hari.
7. Pada hari berikutnya sangkar tertutup yang berisi dua burung dijemur di panas matahari selama satu setengah jam.
8. Setelah dijemur selama satu setengah jam, kedua burung dimasukkan ke kandang penangkaran yang telah disiapkan.
9. Dalam waktu tujuh hari burung betina pasti sudah menampakkan tanda-tanda akan bertelur.
C. Kandang penangkaran dan perlengkapannya
Kandang penangkaran adalah kandang yang
dimaksudkan untuk menangkarkan burung derkuku. Kandang penangkaran tidak
perlu yang spesifik sebab derkuku termasuk burung yang adaptif atau
mudah beradaptasi dengan lingkungan kandang yang bagaimanapunjuga. Yang perlu diperhatikan adalah hal-hal seperti berikut ini.
1. Lokasi kandang penangkaran harus bebas dari segala gangguan kebisingan yang dapat mengakibatkan burung stres.
2. Kandang penangkaran harus memperoleh sinar matahari yang cukup.
3. Kandang penangkaran harus senantiasa
bersih dan tidak dapat dimasuki oleh binatang-binatang pengganggu
seperti tikus dan kucing.
4. Kandang penangkaran tidak perlu
terlalu luas. Idealnya berukuran panjang 2 m, lebar 1 m, dan tinggi 1,8
m. Meskipun dcmikian, dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pun sebenarnya
derkuku sudah mau berkembang biak. Bahkan, ada sebagian peternak yang
memilih kandang penangkaran berukuran kecil karena anak-anak derkuku
dapat lebih jinak.
5. Tersedia tempat atau sarang untuk bertelur dengan baik. Sarang sebaiknya dari daun pinus atau cemara yang kering.
6. Di dalam kandang tersedia makanan dan
minuman yang cukup juga perlu disediakan pula grit (tuinbukan kulit
kerang) untuk membantu pemenuhan zat kapur bagi burung yang bertelur.
D. Ketika derkuku mulai bertelur, mengeram, dan telurnya menetas
Setelah
pasangan derkuku jodoh dan mulai membangun sarang untuk bertelur,
kondisi makanan dan minumannya perlu sekali dijaga. Setelah bertelur,
biasanya dua butir, burung akan mengeram selama kurang lebih empat belas
hari. Setelah itu, telur menetas.
Berdasurkan pengamatan selama ini anak yang dihasilkan lebih banyak jantan semua dan hampir tidak pernah terjadi betina semua.
Dalani hal pengeraman dan pengasuhan piyik (anak burung) beherapa cara berikut ini dapat ditempuh.
1. Telur diambil dan ditetaskan pada
pasangan burung puter. Selanjutnya pengasuhan anak derkuku diserahkan
kepada pasangan burung puter tersebut sampai piyik tersebut dapat makan
sendiri.
2. Telur ditetaskan oleh induk derkuku.
Setelah anakan berusia lima hari pengasuhannya diserahkan kepada
pasangan burung puter sampai piyik derkuku tersebut dapat makan sendiri
dan tidak tergantung pada induknya, kurang lebih berumur satu bulan.
3. Telur dierami sendiri oleh indukan
derkuku dan pengasuhan piyik oleh indukan derkuku itu sendiri sampai
piyik dapat makan sendiri dan tidak tergantung kepada induknya.
Cara 1 dan 2 ditujukan untuk mempercepat
produksi dar| indukan derkuku. Apabila cara 1 dan 2 ini dilaksanakan,
dalam jangka waktu kurang lebih empat belas hari induk burung sudah
bertelur lagi. Akan tetapi, untuk menjaga kondisi indukan supaya tetap
fit dan tidak terjadi over produksi, terutama untuk indukan yang
berpotensi menghasilkan keturunan-keturunan yang berkualitas baik,
dianjurkan untuk menempuh cara 3.
E. Masa sapih, pembesaran, dan seleksi
Piyik derkuku dapat disapih setelah
berumur satu bulan sejak menetas dari telur. Sebaiknya burung-burung
yang sudah berumur satu bulan dipisahkan dari kandang penangkaran dan
dimasukkan ke dalam kandang umbaran, yaitu kandang yang lebih besar dari
kandang penangkaran.
Kandang umbaran berfungsi untuk melatih
burung terbang guna menguatkan otot-ototnya. Piyik dibiarkan dalam
kandang umbaran sampai berumur 2,5—3 bulan dan sudah mulai tampak bulu
kalungnya.
Setelah berumur 2,5—3 bulan, anak derkuku
mulai diseleksi jantan dan betinanya. Khusus burung-burung jantan mulai
ditempatkan dalam sangkar-sangkar soliter (tunggal). Selanjutnya
tinggal dilakukan perawatan dan pemeliharaan sebagaimana mestinya serta
diseleksi kualitas suaranya.
Untuk burung-burung yang berkualitas
suara bagus, pada umur empat bulan harus sudah mulai digantang pada
tiang penggantangan guna melatih burung tersebut untuk berbunyi.
Perlu diingat bahwa burung derkuku yang
kualitas suaranya bagus memang sudah bakatnya. Dengan demikian, untuk
menghasilkan anak-anak derkuku yang berkualitas, kita hanya dapat
berusaha mencari induk-induk yang berkualitas.
***
Derkuku relatif tidak memerlukan
perawatan yang rumit. Apalagi jika tujuannya hanya sekadar memelihara
dan memiliki saja tanpa bermaksud untuk mencetak prestasi derkuku dalam
arena lomba.
Bagi beberapa penggemar, tujuan
memelihara derkuku adalah untuk memperoleh suara anggungan derkuku yang
elok dan indah. Sementara, penggemar lain memiliki tujuan melombakan
suara derkuku dalam konkurs.
Konkurs inilah yang mendorong para
penggemar untuk memelihara derkuku dengan lebih sabar, tekun, dan
telaten dengan dilandasi oleh rasa kasih sayang. Kelompok penggemar
semacam ini akan merawat derkukunya dengan lebih baik. Mereka sangat
memperhatikan kesehatan fisik dan mental burung peliharaannya.
A. Sangkar dan perlengkapannya
Sangkar sebagai tempat bagi derkuku
menjalani hidupnya haruslah memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman
untuk bernaung. Sangkar sebaiknya cukup memadai, tidak terlalu kecil.
Sangkar yang lerlalu kecil akan
merusakkan bulu sayap dan ekor. Balikan, seringkali menyebabkan ujung
sayap terluka. Namun demikian, untuk derkuku bakalan hasil tangkapan
dari alam, lebih sesuai dimasukkan dalam sangkar yang ukurannya kecil
dan digantang di tempat yang sering menjadi lalu-lalang manusia. Hal ini
dimaksudkan agar derkuku yang masih liar tersebut dapat segera menjadi
jinak dan mudah dilatih.
Bentuk dan bahan sangkar yang
dipergunakan oleh para penggemar untuk memelihara derkuku secara soliter
(tunggal) ada bermacam-macam. Ada bentuk dan bahan yang masih
sederhana, ada juga yang sudah cukup modern. Sangkar sosokan yang terbuat dari batang bambu yang dibelah-belah dan dianyam merupakan salah satu bentuk yang paling sederhana.
Untuk keperluan lomba, sangkar yang paling banyak dipergunakan adalah sangkar kendangan. Sangkar ini berbentuk seperti gendang. Bagian atas dan bawah datar dengan diameter lebih kecil daripada bagian tengah. Sangkar kendangan biasanya terbuat dari bambu. Ada juga beberapa perajin sangkar, terutama di daerah Yogyakarta, yang sudah mulai membuat sangkar kendangan dari bahan fiberglas.
Dinding jeruji sangkar yang baik terbuat
dari fiberglas atau bambu yang dibentuk bulat seperti lidi dan diampelas
halus. Jarak antara satu jeruji dengan jeruji yang lain harus sempit,
lebih sempit dari ukuran kepala derkuku. Hal ini dimaksudkan agar kepala
derkuku tidak terjepit.
Pada bagian bawah sangkar terdapat eblek (alas) yang berguna untuk menampung kotoran burung. Eblek biasanya terbuat dari anyaman bambu atau tripleks. Alas seperti ini mudah dibongkar.
Bagian atas sangkar berbentuk seperti kubah yang disebut krakap. Bahan baku yang dipergunakan untuk membuat krakap bisa kain, fiberglas, atau dempul.
Selain berfungsi melindungi burung dari siraman hujan dan terik matahari,
krakap juga
dapat memantulkan suara derkuku sehingga anggungnya akan menjadi
semakin menggema dan indah. Namun demikian, ada sebagian penggemar
derkuku yang lebih suka membiarkan bagian atas sanekar tetan terbuka.
Hal ini disesuaikan dengan sifat derkuku peliharaannya yang menjadi lebih gacor bila terkena sinar matahari secara langsung.
Sebagai tempat tinggal, sangkar harus
dilengkapi dengan tenggeran, wadah makan dan minum, serta wadah grit
(campuran bubukan bata merah, pasir laut, dan batu-batuan lembut yang
berfungsi membantu pencernaan dan memenuhi kebutuhan mineral). Tenggeran
yang baik terbuat dari ranting pohon asam. Ukurannya disesuaikan dengan
besar-kecilnya kaki derkuku
sehingga cengkeraman derkuku pada waktu
bertengger menjadi kokoh. Kalau perlu, setiap tahun sekali ukuran
tenggeran diganti, disesuaikan dengan pertumbuhan jari dan kuku derkuku.
Untuk melindungi sangkar dari kerusakan
yang disebabkan oleh panas matahari dan air hujan, sebaiknya sangkar
dicat yang rapi. Sangkar yang telah selesai dicat sebaiknya didiamkan
selama beberapa hari sampai bau cat benar-banar telah hilang. Bila
baunya telah hilang, derkuku baru boleh dimasukkan ke dalamnya.
Makanan utama derkuku berupa biji-bijian.
Di alam bebas derkuku mencari makanan di tanah-tanah tegalan atau di
sawah-sawah yang telah selesai dipanen. Jenis biji-bijian yang menjadi
makanan derkuku di alam bebas antara lain gabah, jagung, kacang hijau,
dan otek.
Burung derkuku hasil tangkapan alam atau
yang dipelihara secara sederhana oleh penduduk di kampung-kampung
biasanya hanya diberi satu jenis biji-bijian saja. Oleh karena itu,
kebutuhan derkuku akan vitamin dan mineral kurang tercukupi.
Untuk menjaga stamina derkuku agar tetap
sehat dan rajin bernyanyi, derkuku perlu diberi makanan olahan. Bahan
makanan olahan ini terdiri dari beberapa jenis biji-bijian, di antaranya
ketan hitam, beras merah, gabah lampung, biji kenari, kacang hijau,
jewawut, cantel, milet, dan godem. Jenis makanan olahan ini sudah mulai
banyak dijual di pasar-pasar burung.
Apabila ingin mencampur dan mengolah sendiri, komposisi untuk setiap jenis biji-bijian bisa dilihat pada Tabel Komposisi Pakan untuk Derkuku berikut ini.
Bahan pakan berupa biji-bijian
dipilih yang padat dan berisi dengan cara ditampi, kemudian dicuci
bersih. Biji-bijian yang telah bersih ini kemudian direndam dalam air
panas selama lebih kurang 10—15 menit, lalu ditiriskan.
Bumbu yang berupa bawang putih, kencur,
jahe, dan garam dihaluskan. Madu dan kuning telur dikocok dan dicampur
dengan bumbu-bumbu yang telah dihaluskan. Biji-bijian yang telah
ditiriskan (masih agak basah) dimasukkan dalam adonan bumbu dan diaduk
sampai benar-benar tercampur.
Selanjutnya, dijemur di bawah terik
matahari sampai benar-benar kering. Sebelum dimasukkan ke dalam wadah
penyimpanan, sebaiknya diperiksa sekali lagi apakah biji-bijian tersebut
telah kering benar. Makanan yang belum kering bila disimpan akan
ditumbuhi jamur yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit. Bila
tidak ada sinar matahari, pengeringan bisa dengan cara disangrai
(digoreng tanpa minyak).
Dengan makanan olahan seperti ini,
kondisi kesehatan burung dapat lebih terpelihara sehingga derkuku
menjadi lebih rajin manggung. Selain makanan olahan ini, minuman juga
harus diperhatikan.
Sebaiknya jangan memberikan minuman
berupa air mentah kepada derkuku. Air mentah dapat mengakibatkan derkuku
terserang penyakit pilar dan cacingan. Air minum setiap hari harus
diganti.
Untuk memberi performa suara yang bagus,
menjadikan burung tidak mudah sakit-sakitan dan menjaga kesehatan
piyikan yang dihasilkan dari penangkaran, disarankan untuk mencampur
makanan dengan mineral burung. Apa itu mineral burung dan apa fungsinya,
silakan
diklik saja di tautan ini.
Manfaat
memandikan derkuku terutama adalah menjaga kesehalan dan kehersihan
burung tersebut, terutama kesehatan bulu dan kulit. Kutu dan serangga
yang hidup dan berkembang biak pada bulu derkuku menjadi berkurang bila
burung sering dimandikan sehingga derkuku menjadi lebih rajin bernyanyi.
Hal ini dikarenakan derkuku tidak sibuk
mencari kutu yang menempel di badannya. Di samping itu, dengan sering
dimandikan, bulu derkuku akan terlihat lebih mengilap dan dapat
menghidarkan burung dari penyakit pilar bulu.
Untuk derkuku bakalan hasil tangkapan
dari alam bebas, sebelum dimasukkan ke dalam sangkar sebaiknya
dimandikan terlebih dahulu serta diberi tambahan vitamin burung yang
banyak terjual di pasaran bebas.
Paling sedikit seminggu sekali sebaiknya burung derkuku dimandikan dengan air leri (air
bekas cucian beras) dicampur dengan beberapa macam bunga dan
daun-daunan. Bunga mawar merah, mawar putih, melati, daun kelor, dan
daun pandan diremas-remas, kemudian dicampurkan ke dalam air leri yang masih berwarna putih dan kental.
Bunga dan daun-daun ini sangat ampuh
untuk membasmi kutu dan serangga yang menempel di badan derkuku. Wadah
yang dipergunakan sebaiknya yang agak lebar sehingga tidak merusakkan
bulu derkuku.
Untuk menghindari agar burung derkuku
tidak berontak saat dimandikan, kedua kaki derkuku dijepit di antara
jari manis dan jari kelingking, jari telunjuk dan ibu jari menahan
leher, sedang jari tengah menahan dada.
Sebelum dicelupkan ke dalam air, badan
derkuku dibasahi terlebih dulu. Setelah itu, derkuku dimasukkan secara
pelan-pelan ke dalam air pencuci.
Seluruh bulu dibersihkan, kedua sayap
dibentangkan secara bergantian di dalam air cucian.Setelah semua bulu
bersih, derkuku diangkat dari air leri dan disuapi dengan vitamin sebelum dimasukkan lagi ke dalam sangkar.
Untuk sementara waktu, sangkar yang
berisi derkuku yang baru saja dimandikan dan masih basali kuyup
digantung di tempat yang teduh. Derkuku dibiarkan terkena angin sampai
bulu-bulunya agak kering. Setelah itu, boleh digantang di tempat yang
terkena sinar matahari secara langsung.
Gantangan adalah tiang yang mempunyai
ketinggian tertentu yang digunakan untuk menggantung sangkar derkuku.
Pada puncak gantangan terdapat dua buah kerekan yang dihubungkan dengan
tali ke bawah. Gantangan berfungsi untuk melatih burung agar berani dan
rajin berbunyi pada ketinggian tertentu dan terkena sinar matahari
secara langsung.
Sebagian besar penggemar derkuku yang
memiliki burung derkuku kelas lomba memiliki gantangan di rumahnya. Hal
ini untuk melatih derkuku agar terbiasa dan tidak takut berbunyi di
tempat yang tinggi.
Banyak burung derkuku yang rajin berbunyi
bila digantung di dalam rumah atau di gantangan yang rendah, tetapi
tidak mau bernyanyi bila berada di atas gantangan yang tinggi. Tentu
saja burung derkuku seperti ini akan sangat mengecewakan pemiliknya jika
diikutsertakan dalam konkurs. Oleh karena itu, perlu dilatih
terus-menerus dengan cara digantang.
Berdasarkan bahan tiang yang
dipergunakan, ada dua macam gantangan: gantangan bambu dan gantangan
besi. Ukuran tinggi gantangan antara 6—8 m. Jarak antara satu gantangan
dengan gantangan yang lain minimum 5 m. Sebaiknya gantangan diletakkan
pada tempat yang sepanjang hari terkena sinar matahari secara langsung.
Waktu menggantang yang baik dimulai pada
saat matahari terbit dan diturunkan sebelum matahari terbenam. Khusus
untuk burung derkuku yang masih bakalan sebaiknya digantang setiap hari
pada gantangan yang tetap dan diturunkan sebelum tengah hari. Hal ini
untuk menghindari agar tidak terlalu kepanasan dan terengah-engah.
Untuk derkuku yang sudah jadi, tidak
perlu terlalu sering digantang, cukup 2—3 kali seminggu agar tidak
bosan. Penggantangan dilakukan sepanjang hari. Sebaiknya tempat
penggantangan berpindah-pindah. Misalnya hari Senin digantang di
gantangan nomor 1, hari Rabu di gantangan nomor dua, dan seterusnya.
Dengan menggantangnya secara berpindah-pindah, mental burung akan
menjadi lebih baik.
Sebelum derkuku digantang, persediaan
makan terutama minum jangan sampai kehabisan. Derkuku perlu disemprot
dengan sedikit air sampai bulu-bulunya terlihat agak basah, lalu
digantang.
E. Menyiapkan derkuku untuk lomba
Suara derkuku yang dianggap indah adalah yang mempunyai anggungan dengan kriteria seperti berikut ini.
1. Suara depan — deg kuu, deg kii, deg kla, dan sebagainya— lengkap, jelas, dan bersih
2. Suara tengah — ku, kuuu, kriung, dan sebagainya— panjang, membat, mengayun, dan bersih.
3. Suara ujung — kuk, kuu, kuong, kriong, dan sebagainya— panjang, mengayun, dan mengalun.
4. Irama lagu; spasi suara depan, tengah,
dan ujung senggang; interval bunyi ke-1, ke-2, dan seterusnya tidak
tergesa-gesa; elok di pendengaran dan indah di rasa.
5. Dasar suara tebal, kering, danbening.
Derkuku yang mempunyai kriteria anggungan
seperti itu belum tentu dapat memperoleh nominasi juara dalam suatu
arena lomba bila tidak berani bersuara dan bersaing dengan derkuku lain.
Jadi, di samping suara anggungan yang harus memenuhi kriteria, faktor
mental dan kondisi fisik yang prima menjadi faktor penentu yang tidak
kalah pentingnya.
Banyak sekali ditemukan derkuku yang
mempunyai suara bagus, tetapi tidak mau berbunyi pada saat
diikutsertakan dalam lomba. Agar penampilan saat lomba benar-benar
prima, mental kuat, tidak mudah stres, dan berani bersaing dengan burung
derkuku lain maka mental dan fisik derkuku harus mendapatkan persiapan
yang intensif dan sungguh-sungguh.
Persiapan fisik dimaksudkan agar kondisi
kesehatan burung derkuku benar-benar dalam keadaan prima pada saat
lomba. Persiapan fisik ini meliputi pemberian makanan dan minuman yang
mengandung vitamin dan mineral yang mencukupi bagi kebutuhan gizi
derkuku. Di samping itu, secara teratur, seminggu sekali, derkuku diberi
vitamin dan obat-obatan. Vitamin atau obat-obatan yang bisa dibeli
secara online yakni tinggal transfer uang dan barang akan sampai ke
rumah kita, contohnya adalah BirdVit. Jika Anda kurang yakin dengan power burung derkuku Anda, bisa gunakan BirdPower untuk memberi performa bagus untuk derkuku Anda.
Untuk mempersiapkan mental, derkuku perlu
diikutsertakan dalam latihan-latihan bersama sebelum konkurs yang
sebenaraya berlangsung. Dengan latihan konkurs bersama secara rutin,
derkuku akan menjadi terbiasa bertemu dan bersaing dengan
derkuku-derkuku lain dan tidak takut terhadap suasana baru yang masih
asing baginya. Di samping itu, juga menjadi terbiasa menempuh
perjalanan.
Bentuk latihan konkurs bersama banyak
sekali terdapat di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, khususnya Solo.
Hampir setiap hari minggu di wilayah tersebut banyak diselenggarakan
latihan konkurs bersama. Para penggemar derkuku di wilayah tersebut
membentuk PPD (Paguyuban Pelestari Derkuku), baik di daerah tingkat dua
maupun yang hanya meliputi wilayah yang lebih kecil seperti kecamatan
atau kelurahan.
Antarpaguyuban ini terjalin suatu ikatan
kekeluargaan yang cukup kuat. Secara bergiliran anggota paguyuban ini
saling mengunjungi untuk mengadakan latihan konkurs bersama. Dengan
latihan konkurs bersama derkuku menjadi lebih siap untuk mengikuti
konkurs resmi. Hal ini terbukti dari dominannya derkuku-derkuku dari
wilayah Yogyakarta dan Solo meraih prestasi puncak di arena lomba
konkurs tingkat nasional.
PENYAKIT DERKUKU DAN PENGOBATANNYA
Pada dasarnya penyakit burung derkuku ada
dua macam: penyakit mental dan penyakit badan. Berikut ini uraian
tentang kedua macam penyakit tersebut beserta cara pengobatannya.
A. Penyakit mental dan pengobatannya
Burung derkuku yang mengalami gangguan
mental atau stres biasanya tidak mau mengeluarkan suara anggungannya.
Stres bisa diakibatkan oleh perubahan cuaca, ganti bulu, jatuh dari
gantangan, dan lain-lain. Agar burung mau kembali memperdengarkan
anggungannya yang merdu, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Burung derkuku diberi atau disuapi cairan BirdVit; selama dua minggu.
2. Burung derkuku disemprot atau dimandikan dua hari sekali dan dijemur pada pagi hari hingga siang.
3. Kalau perlu, dalam sangkarnya dimasukkan burung betina kurang lebih selama 7—10 hari. Selama itu jangan lupa dijemur.
4. Setelah burung betina dikeluarkan dari
sangkar, burung tersebut mulai digantung dan kalau perlu diberi
persediaan makan dan minum untuk 2—3 hari. Dengan cara ini niscaya
burung akan kembali memperdengarkan suara anggungannya yang merdu.
B. Penyakit badan dan pengobatannya
Biasanya penyakit badan menyerang burung
derkuku yang kurang mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya serta
kebersihan sangkarnya kurang diperhatikan oleh pemiliknya. Meskipun
demikian, burung derkuku pada umumnya jarang sekali terkena penyakit
badan. Selama ini penulis hanya menemukan dua macam penyakit yang
menyerang fisik burung derkuku, yaitu cacingan dan pilar.
1. Penyakit cacingan
Burung derkuku yang terkena penyakit ini
terlihat kurang lincah, kurang bergairah, dan tidak rajin bernyanyi.
Warna bulu menjadi kusam dan kotoran yang keluar berwarna hijau. Kalau
diperhatikan, dalam kotoran tersebut terdapat cacing-cacing kecil
berwarna putih. Biasanya nafsu makannya menjadi berkurang dan
lama-kelamaan badannya menjadi kurus. Apabila tidak segera mendapatkan
pertolongan, akhirnya akan mati.
Pengobatan
Untuk pengobatannya, cukup pada air minumnya dilarutkan
AscariStop yang dijual secara online.
Agar pengobatan penyakit cacingan ini menjadi efektif, sangkar dan
wadah pakan serta minum harus selalu dijagn kebersihannya selama masa
pengobatan.
2. Penyakit pilar bulu
Gejala
Burung derkuku yang tidak pernah terkena
sinar matahari pada umumnya akan mudah sekali terkena penyakit pilar
bulu. Bulu-bulu burung derkuku yang terkena penyakit ini kelihatan kusam
dan tidak teratur rapi.
Pengobatan
Untuk penyembuhannya, diperlukan pengobatan atau penyemprotan burung dengan
FreshAves. Bagaimana cara penggunaan dan belinya, silakan
klik di sini. Setelah selesai dimandikan, diberi
BirVit.
3. Penyakit pilar paruh
Gejala
Tanda-tanda burung derkuku yang terkena
penyakit ini antara lain pada bagian paruh dan sebagian badannya
terlihat membengkak dan bersisik putih kusam.
Pengobatan
Untuk menyembuhkannya, berikanlah
BirdBlown secara rutin selama tiga-tujuh hari.
NILAI SUARA ALAM BURUNG DERKUKU
Berbicara masalah nilai seni suara alam
burung derkuku, tentunya tidak terlepas dari lomba seni suara alam
burang derkuku. Dewasa ini di Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan
Bali sering diselenggarakan Lomba Seni Suara Alam Burung Derkuku.
Dalam lomba tersebut yang menjadi dasar
penilain para juri hanyalah suara burung derkuku pada saat benar-benar
mengeluarkan suara anggungannya (mbateg, mbandhul: Jawa), bukan suara saat derkuku berahi (mbekur, medoki, ngerem-remi: Jawa).
Suara anggungngan burung derkuku memang
sangat merdu dan dapat menghadirkan suasana yang bernuansa alam
pedesaan, hutan, dan pegunungan atau dapat menghadirkan suasana yang
tenteram, nyaman, dan damai di hati. Bahkan, untuk generasi tertentu,
mendengarkan suara anggungan burung derkuku dapat membawa ke alam
nostalgia saat kecil atau saat masih berada di lingkungan alam daerah
kelahirannya.
A. Tujuan dan fungsi lomba
Penyelenggaraan lomba seni suara alam burung derkuku di beberapa kota di Jawa dan Bali mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Memperkenalkan burung derkuku kepada
masyarakat luas karena derkuku merupakan satwa unggas yang populasinya
tersebar luas hampir di seluruh wilayah Indonesia dan perlu dilestarikan
keberadaannya.
2. Memelihara dan menanamkan rasa
kekeluargaan, setia kawan yang tidak membeda-bedakan kelas, tingkat,
golongan, atau suku bangsa.
3. Merangsang munculnya peternak-peternak
untuk menghasilkan burung derkuku yang memiliki nilai seni suara alam
yang berkualitas tinggi, dengan harapan agar populasi burung derkuku
tersebut dapat cepat berkembang. Dengan < demikian, pelestarian
burung derkuku dapat terjamin, bahkan dimungkinkan pula dapat menjadi
komoditas ekspor nonmigas yang baru bagi bangsa Indonesia.
4. Menumbuhkembangkan industri/perajin sangkar, makanan ternak, obat-obatan, dan lain sebagainya.
5. Memberikan sumbangan kepada pemerintah
dalam bidang pariwisata. Jelas bahwa lomba seni suara alam burung
derkuku memberikan dampak yang positif bagi masyarakat maupun
pemerintah. Dalam pengembangan dunia pariwisata di Indonesia, terutama
untuk wisatawan domestik, lomba seni suara alam burung derkuku mempunyai
andil yang cukup besar. Andil yang besar ini dikarenakan dengan
mengikuti lomba dari satu tempat ke tempat lainnya masyarakat akan lebih
mengenal daerah-daerah di seluruh Nusantara ini.
6. Menyeleksi burung derkuku yang memiliki suara anggung berkualitas tinggi.
Lomba seni suara alam burung derkuku yang
banyak diselenggarakan di kota-kota di Jawa dan Bali biasanya
diselenggarakan oleh paguyuban pelestari derkuku yang anggotanya terdiri
dari para penggemar, pedagang, dan peternak burung derkuku.
Lomba seni suara alam burung derkuku biasanya terbagi dalam beberapa kategori seperti berikut ini.
1. Lomba lokal kecil
Lomba lokal kecil merupakan lomba yang
diikuti oleh peserta lokal (ranting paguyuban) yang berdomisili di
sekitar arena lomba dan biasa disebut dengan istilah latihan resmi
bersama.
2. Lomba lokal
Lomba lokal merupakan lomba yang diikuti
oleh peserta lokal (cabang paguyuban tingkat kabupaten/kodya), biasanya
untuk even-even yang bersifat lokal sedaerah tingkat dua.
3. Lomba nasional
Lomba nasional pada dasarnya hampir sama
dengan lomba lokal. Bedanya, lomba nasional sifatnya lebih terbuka dan
pesertanya banyak berdatangan dari berbagai daerah.
Dewasa ini lomba lokal kecil, lomba
lokal, maupun lomba nasional hampir tidak dapat lagi dibedakan karena
begitu besar antusiasme masyarakat penggemar burung derkuku untuk
mengikuti lomba. Oleh karena itu, meskipun hanya lomba lokal, banyak
peserta-peserta dari luar daerah yang ikut serta.
C. Elemen-elemen seni suara alam burung derkuku
Dalam lomba, elemen-elemen suaralah yang
dinilai. Oleh karena itu, ada baiknya jika penggemar derkuku mengetahui
hal-hal tersebut.
1. Jenis-jenis suara alam burung derkuku
Bila kita telah mengenal dan memelihara
burung derkuku lebih dari satu ekor, tentu kita akan dapat membedakan
suara anggungan burung derkuku yang satu dengan yang lainnya. Dari
pengalaman, pengamatan, dan beberapa literatur yang penulis dapatkan,
suara burung derkuku dapat diklasifikasikan menjadi tiga: suara untuk
menunjukkan kejantanan, suara berahi, dan suara anggung.
Suara untuk menunjukkan kejantanannya (mbekur. Jawa) berbunyi, “Kukuur…kukuur...kukuur...”
dan seterusnya. Suara ini dikeluarkan sambil mengangguk-anggukkan
kepala dan badan. Di habitat aslinya suara ini dikeluarkan untuk
menunjukkan batas-batas wilayah kekuasaan sekaligus untuk mengusir
burung derkuku lain yang mendekati sarangnya.
Suara berahi (medoki, ngerem-remi: Jawa) berbunyi, “Degku-truu…degkutruu…degkutruu…”
dan seterusnya. Suara ini belum menunjukkan suara anggungan derkuku
yang sesungguhnya. Suara berahi dikeluarkan untuk memikat lawan
jenisnya. Di habitat aslinya suara ini sering dikeluarkan menjelang
kawin atau menjelang bertelur. Suara ini dikeluarkan sambil
menggerak-gerakkan ujung sayap.
Suara anggung di habitat aslinya
diperdengarkan untuk menunjukkan kegagahan dan keriangan hati serta
untuk menarik lawan jenis. Suara anggung inilah yang dinilai
keindahannya dalam suatu loinba.
2. Mucam-macam suara anggung burung derkuku
Berdasarkan suara anggungnya, burung derkuku dapat dibedakan menjadi bermacam-macam.
a. Derkuku kol buntet
Derkuku kol buntet anggungnya tidak memiliki suara ujung. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu.”
b. Derkuku engkel
Derkuku engkel anggungnya bersuara ujung tunggal. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu… kuong.“
c. Derkuku gandhok
Derkuku gandhok anggungnya bersuara ujung dobel (dua kali), tetapi tanpa spasi dan terdengar kasar. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu…kuk-kuk.”
d. Derkuku tumpang sari
Derkuku tumpang sari anggungnya
bersuara ujung dobel (dua kali). Suara ujung yang dobel ini berspasi dan
terdengar bening serta nyaring. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu… kuong… kuong.”
e. Derkuku tumpang arum
Derkuku tumpang arum anggungnya juga bersuara ujung dobel (dua kali). Suara ujungnya juga berspasi dan bening. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu…kuo…kuo.“
f. Derkuku sundo rante
Derkuku sundo rante anggungnya bersuara ujung tiga kali, tetapi tidak berspasi dan kasar. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu…kuuu…kuk-kuk-kuk.”
g. Derkuku sundo rante gati
Derkuku sundo rante gati anggungnya bersuara ujung tiga kali, berspasi, dan berganti-ganti. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu… kuk… kuk… guuugk.“
h. Derkuku sundo rante puspaningrat
Derkuku sundo rante puspaningrat anggungnya bersuara ujung tiga kali, berspasi, nyaring, dan bening. Bunyi anggungnya seperti ini, “Degkuu… kuuu…kung… kuung…kuong.“
Burung derkuku yang lazim diikutsertakan dalam konkurs adalah yang berujung suara tunggal.
Misalnya: .., Degkuu…kuuuu…kuuong , Degkuu…kuuuu…kuuung, Degkuu… kuuuu… kuuuo
D. Elemen suara dan penilaiannya dalam lomba
Di bawah ini penulis mengemukakan tentang
elemen-elemen suara anggung burung derkuku dan penilaiannya dalam lomba
seni suara alam burung derkuku sesuai dengan hasil pendidikan dan
latihan juri yang diselenggarakan oleh PPDSI (Paguyuban Pelestari
Derkuku Seluruh Indonesia) di Surakarta tanggal 19 Januari 1997 yang
lalu, yang telah diikuti oleh penulis.
Dalam pendidikan dan latihan tersebut,
yang bertindak sebagai instruktur dan pelatih adalah Romo Poerbosasmito,
Ketua Bidang Konkurs dan Kejurian PPDSI, dan Yudarman, Anggota Bidang
Kejurian PPDSI.
Elemen-elemen suara burung derkuku dan penilaiannya dalam lomba dapat dilihat pada Tabel Penilaian Suara Derkuku Penjelasan dari tabel tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.
1. Masing-masing kategori penilaian
berdiri sendiri-sendiri dan tidak saling tergantung antara kategori
suara depan, suara tengah, suara ujung, irama lagu, dan dasar suara.
2. Masing-masing kategori mempunyai nilai maksimum 10 (sempurna) agar juri tidak ragu-ragu dalam memberikan nilai 9.
3. Penilaian masing-masing kategori untuk
tiap-tiap burung berdasarkan kondisi suara burung saat lomba, bukan
pada nilai kebiasaan yang diperoleh burung tersebut.
4. Kriteria penilaian pemenang:
a. Penilaian dilakukan dalam empat babak dengan rotasi juri tiap-tiap babak pada tiap-tiap blok.
b. Penentuan pemenang atau juara dengan
cara mengambil dua nilai tertinggi dari empat babak yang berlangsung.
Nilai dari dua babak selebihnya menjadi cadangan untuk penentuan
selanjutnya apabila terjadi dua atau lebih burung yang memperoleh jumlah
dua angka tertinggi yang sama.
c. Untuk burung derkuku yang berbunyi
penuh selama empat babak, mendapatkan bonus nilai dua poin. Untuk burung
yang hanya berbunyi tiga babak dalam empat babak, mendapatkan bonus
nilai satu poin. Burung yang hanya berbuny di dua babak dalam empat
babak yang berlangsung, tidak mendapatkan bonus poin. Sampai saat ini,
bonus nilai ini belum banyak dipergunakan dalam lomba seni suara alam
burung derkuku karena belum adanya kesepakatan dari berbagai pihak.
d. Bila terjadi jumlah nilai sama, masing-masing kategori nilai diperbandingkan, dimulai dari perbandingan dasar suara, irama lagu, suara ujung, suara tengah, dan terakhir suara depan.
Perbandingan ini dilakukan pada semua babak. Apabila dari perbandingan kategori ini ternyata nilainya masih sama, penentuan urutan juara dilakukan dengan cara undian.
Mudah-mudahan apa yang disampaikan ini
dapat menjadi tambahan pengetahuan dan acuan bagi penggemar burung
derkuku di mana pun berada dalam mendapatkan, memilih, dan memelihara
burung derkuku yang berkualitas.