Selasa, 17 Mei 2011

BERHATI-HATILAH DENGAN WAKTU

Tags

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling.” (Al-Hajj: 1)Maha Kuasa Allah yang menciptakan arena bumi sebagai sarana ujian. Kekayaan alam yang begitu melimpah. Sungai-sungai jernih yang melahirkan kehidupan. Hujan yang membangkitkan harapan. Dari situlah, hamba-hamba Allah membuktikan diri: apakah ia sebagai hamba yang konsisten atau dusta.

Ada baiknya berhati-hati dengan yang boleh. Tak ada yang tanpa batas di dunia ini. Karena sunnatullah dalam alam, semua tercipta dalam takaran tertentu. Dari takaran itulah, keseimbangan bisa langgeng. Termasuk keseimbangan dalam diri manusia.

Kalau keseimbangan goyah, yang muncul adalah kerusakan. Dalam diri manusia, ada tiga keseimbangan yang mesti terjaga: keseimbangan akal, rohani, dan fisik. Satu keseimbangan terganggu, seluruh fisik mengalami kerusakan.

Ketidakseimbangan bukan cuma dari sudut kekurangan. Berlebih-lebihan pun bisa memunculkan ketidakseimbangan. Termasuk dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan psikis. Di antara urusan fisik adalah makan dan minum.

Allah swt. berfirman, “….makan dan minumlah dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf: 31)

Berlebih-lebihan dalam makan dan minum, walaupun halal, bisa memunculkan penyakit. Lebih dari lima puluh persen sumber penyakit berasal dari lambung. Karena itulah, Rasulullah saw. meminta kaum muslimin untuk mengerem makan. Dan cara yang paling bagus adalah dengan puasa. Beliau saw. mengatakan, “Berpuasalah, niscaya kamu akan sehat.” (Al-hadits)

Masih banyak hal boleh lain yang mesti pas dengan takaran. Di antaranya, hubungan seksual suami istri, tidur, dan juga bersantai.

Sayangnya, ada kecenderungan manusia senang bersantai. Sudah menjadi sifat dasar manusia memilih jalan yang gampang daripada yang sukar. Lebih memilih santai ketimbang banyak kerja. “Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.” (Al-Balad: 11)

Santai pada timbangan yang proporsional memang bagus. Karena itu bermakna istirahat. Dari istirahatlah keseimbangan baru bisa lahir. Dengan istirahat, lelah bisa tergantikan dengan kesegaran baru.

Tapi, ketika santai tidak lagi proporsional, yang muncul hura-hura dan kemalasan. Orang menjadi begitu hedonis. Orientasi bergeser dari keimanan kepada serba kesenangan. Saat itu, santai tidak cuma menggusur jenuh, tapi juga kewajiban-kewajiban. Bisa kewajiban sebagai suami, anak, dan juga sebagai hamba Allah swt.

Di antara ciri orang beriman adalah berhati-hati dengan perbuatan yang sia-sia. Allah swt. berfirman, “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya, dan yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (Al-Mu’minun: 1-3)

Rasulullah saw. mewanti-wanti para sahabat agar berhati-hati dengan waktu senggang. Beliau saw. bersabda, “Ada dua kenikmatan yang membuat banyak orang terpedaya yakni nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari)

Ada banyak cara menggusur letih dan jenuh. Letih dan jenuh kadang tidak cuma bisa disegarkan dengan santai. Ada banyak cara agar penyegaran bisa lebih bermakna dan sekaligus terjaga dari lalai.

Para sahabat Rasul biasa mengisi waktu kosong dengan tilawah, zikir, dan shalat sunnah. Itulah yang biasa mereka lakukan ketika suntuk saat jaga malam. Bergantian, mereka menunaikan shalat malam.

Bentuk lainnya adalah bermain dengan istri dan anak-anak. Rasulullah saw. pernah lomba lari dengan Aisyah r.a. Kerap juga bermain ‘kuda-kudaan’ bersama dua cucu beliau, Hasan dan Husein. Dari sini, santai bukan sekadar menghilangkan jenuh. Tapi juga membangun keharmonisan keluarga.

Rasulullah saw. mengatakan, “Orang yang cerdik ialah yang dapat menaklukkan nafsunya dan beramal untuk bekal sesudah wafat. Orang yang lemah ialah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan muluk terhadap Allah.” (HR. Abu Daud)

Dan harus kita sadari betul, ada pihak lain yang mengintai kelengahan kita. Pertarungan antara hak dan batil tidak kenal istilah damai. Tetap dan terus berlangsung hingga hari kiamat. Dari situlah, saling mengintai dan saling mengalahkan menjadi hal lumrah. Dan kewaspadaan menjadi hal yang tidak boleh dianggap ringan.

Pihak yang jelas-jelas melakukan pengintaian adalah musuh abadi manusia. Dialah iblis dan para sekutunya. Allah swt. membocorkan itu dalam firman-Nya. “Iblis mengatakan, ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (Al-A’raf: 16-17)

Pihak lain adalah kelompok manusia yang tidak suka dengan perkembangan Islam. Mereka selalu mengintai kelemahan umat Islam, mengisi rumah-rumah umat Islam dengan hiburan yang melalaikan. Bahkan, mengkufurkan. Masih banyak upaya lain orang kafir untuk menghancurkan Islam.

Karena itu, berhati-hatilah dengan waktu luang. Kalau tidak bisa diisi dengan yang produktif, setidaknya, isilah dengan yang tidak melalaikan.

Sumber : http://www.dakwatuna.com/2007/berhati-hatilah-dengan-waktu-luang/

Tags

TENTANG ASSALAM

Tags

Kepondokan
1. Panca Jiwa

1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Berdikari
4. Ukhuwwah Islamiyah
5. Kebebasan
2. MOTTO PONDOK PESANTREN ASSALAM
BANGILAN TUBAN

1.      1. Berbudi Tinggi
2.      2. Berbadan sehat
3.     3Berpengetahuan luas
4. Berfikiran Bebas
3. Apa yang di cari ?

Perlu di insyafi oleh setiap santri, bahkan tiap-tiap santri, sewaktu-waktu harus bertanya kepada diri sendiri : Datang ke sini mencari apa ? dan untuk apa ? Apakah dating ke sini untuk mencari enaknya saja ? Apakah hanya untuk mencari teman ? Ataukah hanya untuk mencari kelas ? Nama ?
Kalau datang ke sini hanya akan mencari teman, cari keramaian, di sini bukan tempatnya. Di pasar dan bioskop teman lebih banyak dan lebih ramai.
Kalau datang ke sini cari kelas, di sini juga tidak mengena.
Jadi datang ke sini cari apa ?
Kalau santri menjawab : “Saya datang ke sini, semata-mata untuk mencari ilmu dan pendidikan”, inilah jawaban yang tepat.
Makan tidak enak, tidur tidak enak, tidak menjadi soal, kalau benar-benar yan gdi cari ilmu, kecakapan, dan pendidikan.
Duduk di kelas I, sejajar dengan anak-anak kecil, tidak menjadi soal. Kamu datang ke sini bukan mencari ilmu. Bukankah yang di wajibkan Nabi kita adalah TALABUL ILMI (طﻠﺏ
۱ﻠﻌﻠﻡ) bukan TALABL FASLI (طﻠﺏ۱ﻠﻔﺼﻝ). Mencari ilmu bukan mencari kelas.
Juga tidak tepat apabila yang di cari itu hanya ilmu saja, atau hanya ilmu agama saja, atau hanya bahasa Arab saja atau hanya bahasa inggris saja.
Di sini harus mengikuti rencana di sini.
Maka dari itu, perlu diinsyafi agar jangan salah address dan salah wessel, agar tidak menyesal kemudian. Masih selalu diingat pertanyaan : “APA YANG DI CARI ?” ini kadang-kadangpernah terjadi :
- Hanya terpesona sesuatu yang bukan tujuan………..lupa ………… lari, pindah………..
- Hanya kalah bermain olah raga, kecewa……… tidak kerasan.
- Hanya kalah pengaruh dengan kawan dalam kepandaian………….
- Hanya dapat tepuk tangan di luar Pondok dalam berpidato……………mabuk, lupa……………pulang. Tergesa-gesa menjadi tua.
- Hanya di puja-puja temannya………………lupa tujuannya…………..
- Hanya terjebak bujukan kawan/setan/dajjal……….lari pindah…………….
- Hanya kebetulan kawan akrab……………..ada yang pulang ikut-ikutan pulang. Katanya………setia kawan.
- Hanya ketika pulang sementara dalam liburan…………..terpesona sesuatu, atau terpengaruh (mendapat penyakit) ……………akhirnya lupa tujuan……..patah belajarnya.
Ini semua harus selalu diingat, agar tidak mudah tergoda/terkena penyakit.
Ingatlah selalu, apa sebenarnya yang kita cari.
- Berjalan sampai ke batas……………..(tutug)
- Berlayar sampai ke pulau…………
(Pekan Khutbatul Iftitah KMI ASSALAM Bangilan Tuban)
4. DISIPLIN

Mau atau tidak mau, manusia terpaksa pasti berdisiplin atau terkena disiplin.
Orang hidup, juga segala yang hidup, bahkan segala sesuatu, tidak akan dapat terlepas dari disiplin/peraturan.
Ada disiplin rumah tangga, disiplin perkumpulan, disiplin partai, disiplin negara, juga disiplin dalamberjalan di jalan besar, disiplin diri sendiri, disiplin kesehatan ……….sampai di hutanpun tetap ada disiplin.
Barangsiapa tidak mengikuti, tentu akan terkena akibatnya. Binatang di hutan belantarapun selalu terkena didiplin/peraturan. Yakni disiplin iklim, disiplin teman-temannya, disiplin dari keadaan tempatnya.
Maka dari itu orang tidak akandapat bebas 100% dari bermacam-macam disiplin……………..sampai sesudah matipun akan masih terkena disiplin, mau tidak mau, berat atau ringan.
Agama islam mengandung pelajaran yan gamat penting tentang disiplin dan self disiplin. Ingatlah sembahyang dengan pembagian waktunya, puasa dengan self disiplinnya dan seterusnya.
Maka kita tidak boleh salah mengartikan kata-kata bebas dan merdeka. Bebas bukan berarti tidak berdisiplin tetapi sebenarnya bebas ialah kebebasan fikiran dalam memilih disiplin yang akan ditaati.
Jangan terlalu rendah berfikir, seperti halnya orang yang mengartikan merdeka dengan tidak membayar pajak, atau mmerdeka dengan naik kereta api tidak usah memmmmbayar.
Menjalankan disiplin amat ringan sekali, apabila telah niat/mau berdisiplin. Tetapi amat sangat beratnya apabila dikerjakan dengan serba paksaan.
Rasanya tepat sebagaimana diterangkan dadam Al-Qur’an tentang disiplin sembahyang yang dikatakan berat bagi orang paksaan, tetapi ringan bagi orang yang tahu arti sembahyang ; “INNAHA LAKABIRATUN ILLA ‘ALAL KHASI’IN” (ﺇﻨﻬﺎﻠﻜﺒﻴﺭﺓﻋﻠﻰﺍﻠﺨﺎﺸﻌﻴﻥ), sesungguhnya sembahyang itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’.
Di Pondok Pesantren Walisongo tidak ada paksaan. Sewaktu-waktu pintu terbuka. Hanya mungkin ada perintah-perintah mirip sebagai paksaan, kepada anak-anak kecil yangmasih lemah jiwanya, atau kepada anak-anak besar yang masih lemah seperti anak kecil. Sebagai pertolongan bagi anak yang kurang kuat menguasai dirinya.
Maka dengan ini saya ingin minta ketegasan dan menganjurkan kepada anak-anak untuk memilih ; “ MAUKAH BERNIAT BENAR-BENARMENGIKUTI DISIPLIN PONDOK PESANTREN ASSALAM ?”
Kami tidak memaksa untuk mau. Inilah artinya tidak ada paksaan.
Yang memang mulai sekarang sudah berniat tidak mau berdisiplin………………silahkan turun dari kapal kami ; kapal akan berjalan terus. Pagi-pagilah turun! Supaya jangan tercampak, terpelanting di tengah lautan, supaya jangan menyesal.
Yang memang tidak kuat, tentu akan turun atau diturunkan. Adapun yang kuat, insya allah akan jadilah ia RADIYATAN MARDIYYAH (ﺭﺍﻀﻴﺔﻤﺭﻀﻴﺔ) / puas dan memuaskan ). Ia akan puas, teman-temannya pun akan puas, Pondok Pesantren ASSALAM puas, orang tuanya akan lebih puas lagi.
Adapun anak dipulangkan, yang terpaksa angkat kaki/angkut koper, bukan karena dibenci, bukan untuk dirusakkan dia. Bahkan (justru) hal itu akan menjadi pelajaran baginya dan akan menjadi lebih baik di lain tempat. Atau mungkin kerusakan itu karena ia berada di sini. Mungkin apabila ia jauh dari sini akan menjadi baik sebagaimana mestinya.
Dan yang terpenting, hal itu ialah untuk keselamatan dan kebaikan anak yang tingal, yang jumlahnya lebih besar, dan insya allah keadaannya lebih berarti.

LATIHAN DISIPLIN MASYARAKAT

Segala sesuatu did lam Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan mengandung didikan dan latihan disiplin, untuk terjun ke dalam masyarakat kelak.

Akhirnya kami nasehatkan :
- Berdisiplinlah dengan penuh keinsyafan!
- Ingatlah untuk apa semua peraturan itu !
- Untuk apa pula disiplin itu !
Semua itu tidak lain hanya untuk kebaikan dan kemajuan kita bersama, kebaikan dan kemajuanmu sendiri.
- Biasakanlah hidup teratur !
- Mudah diatur, dapat mengatur !
- Panda-pandailah : membawa diri
mengatur diri
menguasai diri
self disiplin
Lebih-lebih disiplin di dalam masyarakat.
Disiplin di Pondok Pesantren ASSALAM, diarahakan ke disiplin masyarakat.

5. Bahasa

             Inginkan pandai berbicara lancar, berpidato lancar dalam bahasa Arab/Inggris ? Dan akhirnya menguasai dua bahasa itu ?
             Perhatikan aturan ini sebaik-baiknya  !

MINIMUM
             Untuk beberapa kepentinngan pendidikan dan kemajuan pelajaran, syarat paling minimum,………………tinggalkan bahasa daerah sama sekali ! Kalau terpaksa, boleh berbisik-bisik dalam bahasa Indonesia.

BAHASA DASAR (BASIC LANGUAGE)
             Tiap-tiap bahasa ada bahasa dasar, yakni bahasayang amat sederhana yang terpakai dalam segala percakapan, khususnya dalam percakapan sehari-hari (dayly conversation).
             Jadi bahas dasar ni berwujud :
a.       Kata-kata yang selalu terpakai sehari-hari
b.      Susunan-susunan yang mudah dan lazim terpakai.

             Bahasa dasar ini harus masak dan kuat, dan harus dikuasai dengan sebaik-baiknya. Dapat mempergunakan tiap-tiap kata dalam segala tempat dengan betul. Harus dapat lancar tidak dengan diingat-ingat sebelumnya sehingga dapat dikatakan “MALAKAH” (ﻤﻠﻜﺔ).
Apabila bahasa dasar ini telah masak, akan mudan dan kuat sekali untuk ditinggikan dan diluaskan.

JALANNYA
             Untuk memasakkan bahasa dasar ini, tak ada jalan yang lebih baik dan termodern selain dari cara dipraktekkan, dipakai sebanyak-banyaknya sepanjang hari, mana dan kapan saja.
             Bahasa dasar ini tidak banyak, dalam bahasa Inggris hanya 500 perkataan (lihat THE STUDENT’S GUIDE halam 158).
             Tetapi mamasakkan 500 ini harus memakai cara yang terbaik, tidak akan dapat dengancara menghafalkan kamus.
             Untuk mempraktekkan itu amat mudah sekali apabila tahu rahasianya.
Rahasia yang terpenting ialah :
HARUS BERANI MEMBUANG RASA SEGAN/MALU DAN TIDAK KHAWATIR  SALAH
Ingat !
I.      Jika tidak berani berkorban dengan membuang malu/segan pada permulaan, selama-lamanya tidak akan dapat
II.    Tidak ada orang yang berbicara dengan tidak bersalah.
III.  Orang Indonesia yang  ke Makkah, yang bergerombol-gerombol dengan tidak memakai disiplin bahasa……………..meskipun sudah 10 tahun atau lebih, setelah pulang, tetap tiddak tahu bahasa Arab. Atau tahu sedikit, tetapi bahasa pasaran (‘amiyah atau suqiyah).
IV. Orang-orang Indonesiayang pergi belajar ke negeri Arab. Di sana dia antara mereka itu ada yang senang bergaul dengan teman sekampung saja, dan berbicara dengan bahasanya, bahasakampungnya, kurang berani bergaul dengan orang sama…………..tidak ada disiplin…………….akhirnya setelah pulang……………tetap tidak cakap tergahasa Arab sebagaimana yang kita harapkan.
V.   Sebaliknya anak-anak kita yang di ASSALAM ini dengan keberanian dan disiplin yang kuat…………….dalam beberapa bulan, syukur beberapa tahun…………dapat lancar bahasa. Sehingga mendapat simpati dari masyarakat. Kemudian dapat menulis dan membaca kitab dalam bahasa Arab.
VI. Sampai banyak orang yang menanyakan dan ingin mencari jalan………………apa faktornya dan bagaimana cara melancarkan bahasa-bahasa asing di ASSALAM itu.

Itulah cara yang temodern di dunia ini, dalam mempelajari bahasa asing.
BARANG SIAPA YANG LEKAS-LEKAS RERANI MULAI, dan selalu berdisiplin sambil berusaha bagaimana ia berbicara sefasih-fasihnya……………………………..dialah yang paling beruntung dan paling maju.
                Keberanian + disiplin  = untung
                Malu/segan + tidak disiplin  = buntung.
                Bahkan akan mendapat akibat pahitnya.
Sebesar keinsafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu.
                Hal bahasa ini lebih utama pula untuk kelas yang lebih tinggi. Pelajar-pelajar kelas tertinggi jangan mengira disiplin sudah tidak perlu. Bahkan di kelas yang tertinggi, disiplin harus lebih kuat, dan bahasanya harus lebih luas dan susunan kata-katanya harus lebih tinggi. Harus memiliki banyak kata-kata (mufrodat) dan dapat memakainya, dan harus memiliki banyak macam-macam susunan.
                Merasa beruntung itu baik, tetapi merasa telah pandai berarti “ Jahil murakkab ” yakni suatu kesesatan.
                Kelas VI jangan malu atau takut salah bicara dengan kelas V, IV, III, II, I. Anak kelas V, jangan malu atau takut salah berbicara dengan kelas VI, IV, III, II, I, demikian seterusnya.
                Ingat, akibat tidak berdisiplin, akan tetap dirasakan oleh yang bersangkutan.
                Setiap tahun selalu ada anak yang menjadi korban tidak berdisiplin.
                Berkorbanlah, dan jangan menjadi korban

6.  OLAH RAGA
dan kePRAMUKAan

             Sebab yang terpenting dari kemunduran ummat islam, kemunduran pemuda Islam, tercecernya pemuda Islam dari masyarakat luas, adalah kurangnya atau tidak adanya ilmu pengetahuan umum dan organisasi yang baik.
             Karena kekurangnya itu, mereka selalu ketinggalan dan hanya selalu sebagai penonton.
             Karena kekurangannya itu, ia silau melihat orang-orang lain (yang bukan Islam) yang cakap, yang dapat mempengaruhi massa (orang banyak).
             Karena kekurangan itu, mereka merasa rendah, merasa kurang, padahal mereka itu mu’min, mereka beriman.
             Maka dari itu mulailah ummat Islam berlomba-lomba bangun hendak mencari “ilmu pengetahuan umum” katanya.
             Tetapi saying, banyak diantara mereka itu kurang tepat jalannya dalam mencari ilmu pengetahuan itu. Mereka ingin menjadi intelek berpengetahuan umum, tetapi kurang tepat rabaannya tentang apa yang harus diperbuat untuk menjadikan mereka intelek terpelajar berpengetahuan umum.
             Banyak yang hanya menjadi intelek pakaian, karena itu jalan yang paling murah, dengan model-model pantalon, kemeja sampai model-model rok dengan rok mininya. Ada pula yang mengira bahwa kalau sudah bersekolah dinas, negeri, di kota, pandai nonton bioskop, pandai membicarakan bintang-bintang film, dan sebagainya, sudah menjamin ia jadi intelek, berpengetahuan, jadi “orang kota yang jajah”
             Ada pula yang mengira bahwa berpengetahuan umum yang paling utama pada sangkanya ialah Ilmu Pasti.
             Sampai terjadi beratus-beratus Kiyai, anak pemimpin Islam masuk sekolah Kristen yang mendapat didikan Kristen. Dan benar-benar ada yang terlanjur manjadi muballigh Kristen.
             Segala kesalahan-kesalahan itu tidak terlalu kita bebankan kepada orang-orang tua dan pemuda-pemudanya. Memang ada beberapa faktora yang menyebabkan mereka salah pandangan.
             Hanya saja kita insaf akan kesalahan itu, cepat-cepat mengejar “Jangan sampai terlanjur sesat terlunta-lunta”.
             Ketahuilah bahwa dua masalah pengetahuan umum yang amat sangat erat hubungannya dengan kehidupan ummat, khususnya dengan masyarakat-masyarakat, lebih khusus lagi gerakan pemudanya, ialah soal KEPRAMUKAAN dan OLAHRAGA.
             Inilah yang amat sangat penting dalam masyarakat.
             Pemuda yang cakap dalam hal ini, pasti akan terkemuka dadlam masyarakatnya, ia akan dapat mempengaruhi dan memimpin masyarakatnya dengan mudah. Selama ini pemuda kita hanya menjadi sasaran operasi pihak lain. Menjadi penonton dan pengagum kepada pihak lain.
             Dimana ada gerakan olahraga, sepak bola, atletik, volley ball, badminton dan lain sebagainya, beserta pertandingan-pertandingan dan kompetisinya, juga soal juri/wasitnya…………pemuda kita hendaknya tampil ke muka ; dapat maju, dapat mengatur, dapat memimpin…………..dan dapat terkemuka.
             Inilah ilmu pengetahuan umum yang jelas-jelas bermanfaat langsung, di dunia dan akherat, insya allah.
             Pemuda Islam tidak boleh lagi hanya menjadipenonton yang silau, kagum, minderwaarding sampai hanya dipimpin dalam semua itu.
             Ingat dongeng Imam Ghozali dalam perlombaan berenang, beliau menghendaki agar anak didiknya cakap dan dapat menggondol kemenangan dalam perlombaan itu.
             Di Pondok Pesantren ASSALAM Bangilan, disini tempat berlatih kepramukaan dan olahraga sebaik-baiknya dan komplit mungkin.
             Kami sudah lama sadar.
             Maka ketika konggres PII di Semarang dan ketika konggres GP Ansar di Surabaya, dengan resmi anak-anak dari Pondok Pesantren di minta untuk memimpin pertandingan olahraganya.
             Tentang teori danperaturan-peraturan Internasional ada, dan boleh panggil ahli olahraga keluarga kita yang telah merintis kemajuan olahraga di Pondok Pesantren ASSALAM ini.
             Rasanya susah mencari tempat sekomplit dan semudah ini di lain tempat.
             Ikutilah, sertailah, berlatihlah, bahkan berlatihlah untuk memimpinnya.
             Demikian juga dalam hal kepramukaan.
             Kepramukaan di Pondok Pesantren ASSALAM lebih daripada di lain tempat. Karena berisi maksud membentuk kader, untuk menjadi pemimpin Pramuka, nanti sepulangnya dari Pondok Pesantren ASSALAM. Maka dalam latihan Pramuka, jangan hanya sekedar latihan. Dalam berlatih harus niat “Bagaimana saya nanti memimpin Pramuka”
             Sedang menurut perhitungan, semangat Kepramukaan di masa yang akan datang akan terus maju seluas-luasnya.
             Apabila pada waktu ini semua pelajar belum menjadi pramuka, maka nanti akan datang  masanya di Indonesia, semua murid sekolah apa saja akan jadi pramuka.
             Ingat akan apa yang terjadi di negeri-negeri lain, seperti Malaysia.
             Dan Pondok Pesantren ASSALAM telah lama menjalankan tradisinya bahwa semua santri dengan tidak ada terkecualiharus menjadi pramuka.
             Adapun kepentingan pendidikan pramuka, rasanya tidak akan sukar dipahami, kecuali bagi orang-orang yang terlalu tolol dalam pendidikan. Segenap Pemimpin Indonesia menguatkan ini.
             Kepramukaan di Pondok Pesantren ASSALAM seakan-akan merupakan kader untuk kepramukaan yang ada di Indonesia.
             Maka sepulangnya mereka dari Pondok Pesantren ASSALAM, akan tetap merdeka, bebas, untuk masuk dalam segala organisasi kepramukaan (kalau masih ada bermacam-macam)
             Ringkasnya pelajarilah, dan berlatihlah dengan penuh keinsyafan tentang kepramukaan dan olahraga.
                Tidak ada alasan sama sekali, kalau sekiranya ada orang yang mengira bahwa ada seseorang yang tidak mempunyai bakat dalam soal ini, yaitu kepramukaan dan olahraga.
7. 
PONDOK PESANTREN “ ASSALAM”
KAMPUNG DAMAI

             Cita-cita perdamaian adalah cita-cita suci.
             Keamanan dan keselamatan adalah cita-cita segenap ummat manusia.
             Maka dari itu, harus dapat melaksanakan mulai dari arti sesempit-sempitnya, sampai kepada arti yang seluas-luasnya.
            
Dari Ponok Pesantren inilah kita mulai perdamaian, menuju kea rah perdamaian yang seluas-luasnya.
             Di sini kita berkumpul, bergaul, berlatih melaksanakan firman Allah :
“ Innama-l-mu’minuna ikhwatun/ ﺍﻨﻤﺎﺍﻠﻤﺅﻤﻨﻭﻥﺍﺤﻭﺓ
(Sesungguhnya orang-orang mu’min itu bersaudara), dan firmannya pula
“ Waja’alnakum shu’uban wa Qaba’ilalita’arafu “

(Dan kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku.
             Di sini kita hidup dengan aman dan damai dengan teman sebangsa, bahkan lebih dari itu, karena seagama dan lebih pula dari itu, karena ikatan guru ( tunggal guru. )
             Apabila dalam keadaan serupa ini kita tidak dapat hidup bergaul dengan aman dan damai, nyatalah salah besar, dan keterlaluan.
             Untuk itu akan mudah kelihatan penyakitnya atau biang keladinya, sekiranya tidak dapat aman dari dalam.
             Segala sesuatu did sini dasarnya ialah pendidikan sedang suasananya ialah keikhlasan.
             Semua itu harus kita pertahankan. Tidak boleh ada, jangan sampai ada dan harus kita berantas rasa kedaerahan, golongan atau kepartaian ataupun gerombolan-gerombolan, yang akan meretakkan kekompakan ukhuwwah yang sebaik ini.
             Marilah kita berniat dengan penuh keikhlasan, guna berlatih berukhuwwah Islamiyah yang sekuat-kuatnya.
             Di samping itu harus kita artikan pula, bahwa kampong kita adalah kampong selamat, yang harus kita pelihara dari segala bencana yang akan merusakkan, mengotori dan mengeruhkannya.
             Perkelahian, pertengkaran, persaingan, iri hati, qonqurentie atau perselisihan………………. Bukan di sini tempatnya. De tempat lain dan di medan perang……………………disanalah tempatnya perkelahian sepuas-puasnya.
             Jangan hanya berani sesame kawan,
             Tetapi pengecut terhadap musuh.
             Kesemuanya itu hanya menunjukkan kerendahan atau mentalitasnya.
             Pandai-pandailah bergaul dengansegala bangsa, lebih-lebih dengan sesama bangsa, apalagi dengan teman seagama, akhdun fi-d-din                                tunggal guru…………………
             Guna menghidupkan ukhuwwah yang di ridloi oleh Allah harus di perdalam dan di perluas rasa keikhlasan untuk kebaikan bersama, sampai hari depan dalam masyarakat nantinya.
             Tidak ada iri hati tidak ada dengki, tidak ada orang lain, semuanya saudara dengan arti kata yang mendalam . Segala sesuatu harus diselesaikan secara damai, secarakita sama kita. Inilah Pondok Pesantren ASSALAM, Kampung Damai.
-          Besar artinya bagi pencinta damai.
-          Kecil artinya bagi pencinta ramai.
-          Lapang dan luas bagi yang berakal.
-          Tertekan dan sempit bagi anak yang nakal.
             Selamatlah pemuda-pemuda yang mempunyai niat yang suci murni, masuk bernaung di Pondok Pesantren ASSALAM.
             Semoga akan tetap aman, tenteram, damai dan akhirnya selamat, beruntung dunia dan akherat, Amiin.
اللهمّ أنت السلام ومنك السّلام

             Hal ini seperti yang telah disebutkan didalam kitab suci Al Qur’an :
إنّهم فتية آمنوا بربّهم وزدناهم هدى




8. CARA HIDUP
di              PP.ASSALAM

             Di Pondok Pesantren ASSALAM ada jadwal atau Rooster, Jadwal ada beberapa macam, diantaranya :
1.       JADWAL HARIAN
2.       JADWAL MINGGUAN
3.       JADWAL BULANAN
4.       JADWAL TENGAH TAHUNAN
             Dan lain sebagainya.

I.               JADWAL HARIAN
             Bangun tidur pagi-pagi jam 04.00 untuk mandi, shalat Shubuh, membaca Al Qur’an serta mengulangi pelajaran untuk persipapan pada pagi hari, (Dengan memperhatikan Jadwal Sembahyang Shubuh)
             Jika bermain Olahraga, bermainlah mulai jam 05.00-06.00.
             Semua santri harus sudah ada di dalam kelasnya masing-masing pada lonceng pertama berbunyi pada jam 06.35. Dan guru-guru mulai memberikan pelajaran kepada santri-santri pada bel kedua jam 07.45 sampai 12.30.
             Sepuluh menit sesudah keluar dari sekolah adalah waktu untuk Shalat Dzuhur, dan kemudian makan siang pada jam 13.00. Sesudah itu istirahat dengan membaca bacaan ringan atau surat kabar, bukan bacaan yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dan tidak ada waktu untuk tidur siang hari.
             Kemudian santri-santri masuk kelas lagi untuk belajar sebagai lanjutan/tambahan dari pelajaran pagi pada jam 14.00 sampai jam 15.00. Dan sesudah itu shalat Asar.
             Bagi permain-pemain olahraga pada hari itu, harus sudah shalat Asar lebih dahulu sebelum mulai permainan. Sedang bagipara santri yang tidak bermain, waktu itu digunakan untuk mandi dan berjalan-jalan, istirahat, membaca, sampai jam 17.15.
             Kemudian semua santri harus pergi ke masjid pada jam 17.15 (menurut jadwal sembahyang Maghrib)
             Selesai shalat Maghrib, para santri semuanya membaca Al Qur’an selama kurang lebih setengah jam. Kemudian shalat Isha’ pada jam 19.00 (menurut jadwal sembahyang Isha’).
             Selesai shalat Isha’ kemudian makan malam. Pada jam 20.15 mereka meninggalkan kamarnya masing-masing menuju ke ruang-ruang belajar untuk membaca pelajaran pada hari tadi itu, dan untuk persiapan pelajaranpada hari berikutnya. Yang belajar malam, atau berlajar terpimpin pada waktu itulah. Sesudah itu barulahmulai tidur, dari kurang lebih 21.30 sampai 04.00. Waktu untuk tidur tidak boleh kurang dari 6 jam tidak boleh lebih dari 8 jam.

2.         JADWAL MINGGUAN
             Di Pondok Pesantren ASSALAM tidak ada kamus pergi ke luar kota pada tiap-tiap hari Jum’at. Pada hari itu adalah suatu kesempatan untuk mencuci pakaian, mengeluarkan tikar, menjemur kasur/bantal, membersihkan da menghilangkan empijit-empijit/kepinding, dll.
             Setiap hari Kamis antara jam 14.00 sampai denganjam 16.30 setiap santri harus mengikuti latihan kepramukaan.
             Begitu pula pada tiap-tiap malam Jum’at dan Kamis siang, harus mengikuti latihan berpidato atau muhadarah dalam 3 (tiga) bahasa, bahasa Arab, Indonesia dan Inggris.
             Sebagian waktu/jam yang tersebut itu adalah ditandai dengan bunyi bel.
3.         JADWAL BULANAN/TENGAH TAHUNAN
             Sewaktu-waktu ada pembersihan Umum : untuk memperbaharui semangat, tiap-tiap setengah tahun diusahakan diadakan perpindahan umum dari satu pondok ke pondok yanglain dengan mengingat pertimbangan-pertimbangan.
             Bahkan masing-masing Rayon dapat melaksanakan perpindahan ini, dari satu kamar ke kamar yang lain, sewaktu-waktu bila di pandang perlu.
                Karena itu ikutilah jadwal di Pondok Pesantren ASSALAM dengan cara yang sebaik-baiknya.
0 komentar:
Poskan Komentar